Kamis, 14 November 2013

Status Gizi

a.    Pengertian Status Gizi
Ketersediaan zat gizi dalam tubuh akan berpengaruh pada kemampuan otot berkontraksi dan daya tahan kardiovakuler. Untuk mendapatkan kebugaran yang baik, seseorang haruslah melakukan latihan-latihan olahraga yang cukup, mendapatkan gizi yang memadai untuk kegiatan fisiknya, dan tidur (Ruhayati dan Fatmah, 2011).
Status gizi adalah suatu kondisi tubuh sebagai akibat keseimbangan dari intake  makanan dan penggunaannya oleh tubuh yang dapat diukur dari berbagai dimensi (Jelliffe dan Jelliffe, 1989 dalam Fatmah, 2011). Menurut Almatsier (2009) dalam Ruhayati dan Fatmah (2011) status nutrisi (nutritional status) adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat gizi.
Pengukuran tinggi badan dengan alat microtoise
Status gizi menurut PERSAGI (2009) adalah cerminan ukuran terpenuhinya kebutuhan gizi. Status gizi secara parsial dapat diukur degan antropometri (pengukuran bagian tertentu dari tubuh) atau biokimia atau secara klinis. Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan tertentu dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa, 2001).
Status gizi merupakan keadaan kesehatan tubuh seseorang atau kelompok orang yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan (absorbsi), dan penggunaan (utilization) zat gizi makanan. Status gizi baik atau gizi optimal terjadi oleh tubuh digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat yang setinggi mungkin (Almatsier, 2001).

b. Cara Penilaian Status Gizi
Status gizi merupakan kondisi tubuh hasil dari asupan, absorbsi, dan penggunaan makanan seperti faktor-faktor patologis. Penilaian status gizi biasanya meliputi antropometri, asupan diet, dan pengukuran biokimia, sejarah klinis dan fisik, serta lainnya (Supriasa, 2001).
Penilaian status gizi pada dasarnya merupakan proses pemeriksaan keadaan gizi seseorang dengan cara mengumpulkan data penting, baik yang bersifat objektif maupun subjektif, untuk kemudan dibandingkan dengan baku yang telah tersedia. Data objektif dapat diperoleh dari data pemeriksaan laboratorium perorangan, serta sumber lain yang dapat diukur oleh anggota tim “penilai” (Arisman, 2009).
Pengukuran lingkar lengan atas dengan LILA
Pengkajian status gizi merupakan landasan bagi berbagai upaya untuk memperbaiki kesehatan perorangan dan masyarakat di seluruh dunia. Ada empat pendekatan utama untuk mengkaji status gizi (Gibney, 2009):
1.    Antropometri yang mengukur berat dan komposisi tubuh manusia
2.    Biomarker yang mencerminkan asupan nutrient dan dampak yang ditimbulkan oleh asupan nutrient tersebut
3.    Pemeriksaan klinis yang memastikan konsekuensi klinis akibat ketidakseimbangan asupan nutrien
4.    Pengkajian makanan yang meliputi asupan makanan dan nutrien



 Pengukuran Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi (Supriasa, 2001).
Pengukuran berat badan
                      menggunakan timbangan injak
Antropometri biasanya digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidak seimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh (Supriasa, 2001).
Tujuan yang hendak dicapai dalam pemeriksaan antropometri adalah besaran komposisi tubuh yang dapat dijadikan isyarat dini perubahan status gizi. Tujuan ini dapat dikelompokan menjadi 3, yaitu untuk: (1) penapisan status gizi, (2) survey status gizi, dan (3) pemantauan status gizi (Arisman, 2009).

a.    Indeks Massa Tubuh (IMT)
Arisman (2009) menyatakan indeks massa tubuh (IMT) merupakan rumus matematis yang berkaitan dengan lemak tubuh orang seseorang, dan dinyatakan sebagai berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan kwadrat tinggi badan (dalam ukuran meter).

IMT= BB
          TB2
Keterangan: 
BB: berat badan (Kg)
TB: tinggi badan (meter)

Penilaian  berat badan yang banyak dipakai saat ini adalah penilaian berat badan dengan menggunakan IMT (Indeks Masa Tubuh). Menurut Rinjanti (2002) dalam Fency (2012) indeks masa tubuh juga merupakan salah satu cara penilaian status gizi selain menggunakan BB/U atau BB/TB. IMT pada anak dan remaja berbeda dengan orang dewasa. Leatk cut-off point yang digunakan berbeda antara anak remaja dan orang dewasa. Pada anak dan remaja status gizi diperoleh dari perbandingaan IMT dan umur, dapat dilihat pada KEMENKES (2011). Berikut adalah tabel klasifikasi status gizi anak dan remaja menurut umur dan jenis kelamin berdasarkan KEMENKES (2011):

Tabel 2.11 Klasifikasi Staus Gizi IMT/U Usia 5-18 Tahun
Kategori
Nilai Z-skor
Sangat kurus
< -3 SD
Kurus
- 3 SD sampai dengan < -2 SD
Normal
-2 SD sampai dengan 1 SD
Gemuk
> 1 SD sampai 2 sd
Obesitas
> 2 SD

Sumber: KEMENKES (2011)

2 komentar:

Unknown mengatakan...

rajin banget ulfah, good job (y)

Ulfah ikrami mengatakan...

makasih kiki itu foto saoulmate mu itu.. hahah