Iodium
(Yunani:
Iodes - ungu), adalah unsur
kimia pada tabel
periodik memiliki simbol I dan nomor
atom 53. Unsur ini diperlukan oleh
hampir semua mahkluk hidup. Iodium adalah unsur halogen
yang reaktivitasnya paling rendah dan paling bersifat elektropositif.
Sebagai catatan, seharusnya astatin
lebih rendah reaktivitasnya dan lebih elektropositif dari pada Iodium, tapi
kelangkaan astatin membuat sulit untuk mengkonfirmasikan hal ini.
Iodium
ada di dalam tubuh dalam jumlah sangat sedikit, yaitu sebanyak kurang lebih
0.00004 % dari berat badan atau 15 – 23 mg.
Sekitar 75 % dari Iodium dalam tubuh ditemukan dalam kelenjar tiroid,
yang digunakan untuk mensintesis hormon tiroksin, tetraiodotiroin (T4) dan
triiodotiroin (T3). Hormon – hormon ini diperlukan untuk pertumbuhan normal,
perkembangan fisik dan mental pada hewan dan manusia. Sisa iodium ada di dalam
jaringan lain, terutama di dalam kelnjar – kelenjar ludah, payudara dan lambung
serta didalam ginjal. Di dalam darah iodium terdapat dalam bentuk iodium bebas
atau terikat dengan protein (Protein -
Bound Iodine / PBI).
I.
SEJARAH
Gangguan
akibat kekurangan iodium berupa gondok atau pembengkakak kelenjar tiroid di leher dan kreatinisme (cebol) telah
dikenal sejak dahulu kala yaitu sejak zaman budaya China, Hindu, Yunani dan
Roma. Di abad pertengan, gambar-gambar orang gondok kretin muncul dalam dunia
seni lukis, baik berupa setan maupun bidadari. Lukisan Madona di Italia
menggambarkan wanita dengan gondok. Gondok rupa-rupanya waktu itu dianggap
normal. Baru pada abad ke-17 dan ke-18 dilakukan penelitian tentang penyebab
gondok dan kretin, dan pada abad ke-19 dimulai langkah-langkah konkret untuk
menanggulanginya. Baru pada abad ke-20 diperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam tentang cara pencegahan dan penanggulangannya.
Pengertian
tentang defisiensi iodium tidak terbatas pada gondok dan kreatinisme saja,
tetapi defisiensi iodium berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia
secara luas, meliputi tumbuh kembang termasuk perkembangan otak. Defisiensi
iodium dinyatakan sebagai gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) yang menunjukan luasnya pengaruh defisiensi iodium tersebut.
Hingga sekarang masalah GAKI terdapat luas di seluruh dunia termasuk Indonesia
dan penanggulangannya merupakan salah satu priotitas utama program WHO.
II.
MANFAAT IODIUM
Iodium
penting untuk mensintesa hormon tiroksin, tetraiodotiroin (T4) dan
triiodotiroin (T3) unuk mencegah gangguan otak yang dapat menimbulkan
menurunnya kemampuan intelektual, melambatnya kemampuan psikomotor dan
menyebabkan retardasi mental.
Iodium
terutama digunakan dalam medis,
fotografi,
dan sebagai pewarna.
Seperti halnya semua unsur halogen lain, Iodium ditemukan dalam bentuk molekul
diatomik.
III.
ABSORPSI DAN EKSKRESI
Iodium
dengan mudah diabsorpsi dalam bentuk iodida. Eksresi dilakukan melalui ginjal,
jumlahnya berkaitan dengan konsumsi. Dalam bentuk ikatan organik di dalam
makanan hewani hanya separuh dari iodium yang dikonsumsi dapat diabsorpsi. Di
dalam darah, iodium terdapat dalam bentuk bebas dan terikat-protein. Manusia
dewasa sehat mengandung 15 -20 mg iodium, 70-80% diantaranya berada dalam
kelenjar tiroid. Di dalam kelenjar ini iodium digunakan untuk mensintesis
hormon-hormon tiroksin, tetraiodotiroin (T4) dan triiodotiroin (T3) bila
diperlukan. Kelenjar tiroid harus menangkap 60 mikrogram idoium sehari untuk
memelihara persediaan tiroksin yang cukup. Penangkapan iodida oleh kelenjar
tiroid dilakukan melalui transpor aktif yang dinamakan pompa iodium. Mekanisme ini
diatur oleh hormaon yang merangsang-tiorid (Thyroid Stimulating Hormonel / TSH)
dan Hormon Tirotrofin / TRH yang dikeluarkan oleh hipotalamus yang dikeluarkan
oleh kelenjar pituatari untuk mengatur sekresi tiroid. Hormon tiroksin kemudian
dibawa darah ke sel-sel sasaran dan hati, di dalam sel-sel sasaran dan hati
tiroksin dipecah dan bila diperlukan yodium kembali digunakan.
Konsentrasi
hormon tiroid di dalam darah diatur oleh hipotalamus melalui pengontrolan
pengeluaran hormon TSH yang dikeluarkan kelenjar pituitari. Sekresi TSH juga
dikontrol oleh hormaon yang mengelurakan tirotrofin 9Tyrotrophin Releasing
Hormonel / TRH) yang juga dikeluarkan oleh hipotalamus. Kelebihan iodium
terutama dikeluarkan melalui urin dan sedikit melalui fases yang erasal dari
cairan empedu.
IV.
KEBUTUHAN IODIUM
Kebutuhan
Iodium setiap hari di dalam makanan yang dianjurkan saat ini adalah:
- 50
– 70 mikrogram untuk bayi (12 bulan pertama)
- 90
mikrogram untuk anak (usia 2-6 tahun)
- 120
mikrogram untuk anak usia sekolah (usia 7-12 tahun)
- 150
mikrogram untuk dewasa (diatas usia 12 tahun)
- +
25 mikrogram untuk ibu hamil
- +
50 mikrogram untuk ibu meneteki
Ada
beberapa pendapat yang salah dan kenyataan yang berbeda. Pendapat yang salah,
misalnya, garam berIodium dapat mengobati GAKY seperti kretin, namun kenyataan
GAKY tidak dapat diobati kecuali hanya dicegah. Juga pendapat yang salah, bahwa
mengkonsumsi Iodium sangat berbahaya, kenyataannya mengkonsumsi Iodium, melalui
garam berIodium dalam jangka lama tidak berbahaya.
V. SUMBER
IODIUM
Makanan
laut merupakan sumber makanan yang kaya akan Iodium. Oleh karena itu, makanan
laut berupa ikan, udang dan kerang serta ganggang laut merupakan sumber iodium
yang baik. Di daerah pantai, air dan tanah mengandung banyak iodium sehingga
tanaman yang tumbuh di daerah panatai mengandung cukup banyak iodium. Salah
satu cara penanggulangan kekurangan iodium ialah melalui fortifikasi garam
dapaur dengan iodium. Fortifikasi garam dengan iodium sudah diwajibkan di
Indonesia.
VI. Interaksi
Iodium dengan Zat gizi lain
Menurut Golden (1992), Iodium termasuk dalam
klasifikasi/ kategori nutrient type I (pertama), bersama sama dengan zat gizi
lain seperti besi, selenium, calcium, thiamine dll. Type I ini mempunyai ciri
yang apabila kekurangan maka gangguan pertumbuhan bukan merupakan tanda yang
pertama melainkan timbul setelah tahap akhir dari kekurangan zat gizi tersebut.
Tanda yang spesifik lah yang pertama akan timbul. Dalam hal kekurangan Iodium,
dapat menyebabkan gangguan akibat kekurangan Iodium yang sering disebut Iodine
Deficiency Disorder (IDD). Dalam type II, pertumbuhan akan terganggu terlebih
dahulu, tetapi memberikan nilai penilaian biokimia cairan tubuh yang normal.
Nutrient yang termasuk ini adalah potasium, natrium, zinc dll.
IDD
adalah gangguan yang merugikan kesehatan sebagai akibat dari kekurangan Iodium,
yang kita kenal juga dengan singkatan GAKY. Kekurangan Iodium pada tanah
menyebabkan masyarakat yang hidup dan bertempat tinggal di daerah tersebut
menjadi masyarakat yang rawan terhadap IDD. Yang paling ditakutkan dari
kekurangan Iodium ini adalah meningkatnya kematian bayi beberapa saat setelah
dilahirkan dan perkembangan otak yang terhambat (neonatal hypotyroidsm). Faktor
yang berperan dalam kejadian IDD diantaranya adalah adanya hubungan iodium
dengan zat lain misalnya thyosianat dan selenium (Thaha dkk, 2001) Tulisan
dibawah ini akan membahas lebih lanjut hubungan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar