Jumat, 15 November 2013

IODIUM

Iodium (Yunani: Iodes - ungu), adalah unsur kimia pada tabel periodik memiliki simbol I dan nomor atom 53. Unsur ini diperlukan oleh hampir semua mahkluk hidup. Iodium adalah unsur halogen yang reaktivitasnya paling rendah dan paling bersifat elektropositif. Sebagai catatan, seharusnya astatin lebih rendah reaktivitasnya dan lebih elektropositif dari pada Iodium, tapi kelangkaan astatin membuat sulit untuk mengkonfirmasikan hal ini.
Iodium ada di dalam tubuh dalam jumlah sangat sedikit, yaitu sebanyak kurang lebih 0.00004 % dari berat badan atau 15 – 23 mg.  Sekitar 75 % dari Iodium dalam tubuh ditemukan dalam kelenjar tiroid, yang digunakan untuk mensintesis hormon tiroksin, tetraiodotiroin (T4) dan triiodotiroin (T3). Hormon – hormon ini diperlukan untuk pertumbuhan normal, perkembangan fisik dan mental pada hewan dan manusia. Sisa iodium ada di dalam jaringan lain, terutama di dalam kelnjar – kelenjar ludah, payudara dan lambung serta didalam ginjal. Di dalam darah iodium terdapat dalam bentuk iodium bebas atau terikat dengan protein (Protein  - Bound Iodine / PBI).

I. SEJARAH
Gangguan akibat kekurangan iodium berupa gondok atau pembengkakak kelenjar tiroid  di leher dan kreatinisme (cebol) telah dikenal sejak dahulu kala yaitu sejak zaman budaya China, Hindu, Yunani dan Roma. Di abad pertengan, gambar-gambar orang gondok kretin muncul dalam dunia seni lukis, baik berupa setan maupun bidadari. Lukisan Madona di Italia menggambarkan wanita dengan gondok. Gondok rupa-rupanya waktu itu dianggap normal. Baru pada abad ke-17 dan ke-18 dilakukan penelitian tentang penyebab gondok dan kretin, dan pada abad ke-19 dimulai langkah-langkah konkret untuk menanggulanginya. Baru pada abad ke-20 diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam tentang cara pencegahan dan penanggulangannya.
Pengertian tentang defisiensi iodium tidak terbatas pada gondok dan kreatinisme saja, tetapi defisiensi iodium berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia secara luas, meliputi tumbuh kembang termasuk perkembangan otak. Defisiensi iodium dinyatakan sebagai gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) yang menunjukan  luasnya pengaruh defisiensi iodium tersebut. Hingga sekarang masalah GAKI terdapat luas di seluruh dunia termasuk Indonesia dan penanggulangannya merupakan salah satu priotitas utama program WHO.

II. MANFAAT  IODIUM
Iodium penting untuk mensintesa hormon tiroksin, tetraiodotiroin (T4) dan triiodotiroin (T3) unuk mencegah gangguan otak yang dapat menimbulkan menurunnya kemampuan intelektual, melambatnya kemampuan psikomotor dan menyebabkan retardasi mental.
Iodium terutama digunakan dalam medis, fotografi, dan sebagai pewarna. Seperti halnya semua unsur halogen lain, Iodium ditemukan dalam bentuk molekul diatomik.

III. ABSORPSI DAN EKSKRESI
Iodium dengan mudah diabsorpsi dalam bentuk iodida. Eksresi dilakukan melalui ginjal, jumlahnya berkaitan dengan konsumsi. Dalam bentuk ikatan organik di dalam makanan hewani hanya separuh dari iodium yang dikonsumsi dapat diabsorpsi. Di dalam darah, iodium terdapat dalam bentuk bebas dan terikat-protein. Manusia dewasa sehat mengandung 15 -20 mg iodium, 70-80% diantaranya berada dalam kelenjar tiroid. Di dalam kelenjar ini iodium digunakan untuk mensintesis hormon-hormon tiroksin, tetraiodotiroin (T4) dan triiodotiroin (T3) bila diperlukan. Kelenjar tiroid harus menangkap 60 mikrogram idoium sehari untuk memelihara persediaan tiroksin yang cukup. Penangkapan iodida oleh kelenjar tiroid dilakukan melalui transpor aktif yang dinamakan pompa iodium. Mekanisme ini diatur oleh hormaon yang merangsang-tiorid (Thyroid Stimulating Hormonel / TSH) dan Hormon Tirotrofin / TRH yang dikeluarkan oleh hipotalamus yang dikeluarkan oleh kelenjar pituatari untuk mengatur sekresi tiroid. Hormon tiroksin kemudian dibawa darah ke sel-sel sasaran dan hati, di dalam sel-sel sasaran dan hati tiroksin dipecah dan bila diperlukan yodium kembali digunakan.

Konsentrasi hormon tiroid di dalam darah diatur oleh hipotalamus melalui pengontrolan pengeluaran hormon TSH yang dikeluarkan kelenjar pituitari. Sekresi TSH juga dikontrol oleh hormaon yang mengelurakan tirotrofin 9Tyrotrophin Releasing Hormonel / TRH) yang juga dikeluarkan oleh hipotalamus. Kelebihan iodium terutama dikeluarkan melalui urin dan sedikit melalui fases yang erasal dari cairan empedu.

IV. KEBUTUHAN IODIUM
Kebutuhan Iodium setiap hari di dalam makanan yang dianjurkan saat ini adalah:
  • 50 – 70 mikrogram untuk bayi (12 bulan pertama)
  • 90 mikrogram untuk anak (usia 2-6 tahun)
  • 120 mikrogram untuk anak usia sekolah (usia 7-12 tahun)
  • 150 mikrogram untuk dewasa (diatas usia 12 tahun)
  • + 25 mikrogram untuk ibu hamil
  • + 50 mikrogram untuk ibu meneteki
Ada beberapa pendapat yang salah dan kenyataan yang berbeda. Pendapat yang salah, misalnya, garam berIodium dapat mengobati GAKY seperti kretin, namun kenyataan GAKY tidak dapat diobati kecuali hanya dicegah. Juga pendapat yang salah, bahwa mengkonsumsi Iodium sangat berbahaya, kenyataannya mengkonsumsi Iodium, melalui garam berIodium dalam jangka lama tidak berbahaya.

V. SUMBER IODIUM

Makanan laut merupakan sumber makanan yang kaya akan Iodium. Oleh karena itu, makanan laut berupa ikan, udang dan kerang serta ganggang laut merupakan sumber iodium yang baik. Di daerah pantai, air dan tanah mengandung banyak iodium sehingga tanaman yang tumbuh di daerah panatai mengandung cukup banyak iodium. Salah satu cara penanggulangan kekurangan iodium ialah melalui fortifikasi garam dapaur dengan iodium. Fortifikasi garam dengan iodium sudah diwajibkan di Indonesia.

VI. Interaksi Iodium dengan Zat gizi lain

Menurut Golden (1992), Iodium termasuk dalam klasifikasi/ kategori nutrient type I (pertama), bersama sama dengan zat gizi lain seperti besi, selenium, calcium, thiamine dll. Type I ini mempunyai ciri yang apabila kekurangan maka gangguan pertumbuhan bukan merupakan tanda yang pertama melainkan timbul setelah tahap akhir dari kekurangan zat gizi tersebut. Tanda yang spesifik lah yang pertama akan timbul. Dalam hal kekurangan Iodium, dapat menyebabkan gangguan akibat kekurangan Iodium yang sering disebut Iodine Deficiency Disorder (IDD). Dalam type II, pertumbuhan akan terganggu terlebih dahulu, tetapi memberikan nilai penilaian biokimia cairan tubuh yang normal. Nutrient yang termasuk ini adalah potasium, natrium, zinc dll.
IDD adalah gangguan yang merugikan kesehatan sebagai akibat dari kekurangan Iodium, yang kita kenal juga dengan singkatan GAKY. Kekurangan Iodium pada tanah menyebabkan masyarakat yang hidup dan bertempat tinggal di daerah tersebut menjadi masyarakat yang rawan terhadap IDD. Yang paling ditakutkan dari kekurangan Iodium ini adalah meningkatnya kematian bayi beberapa saat setelah dilahirkan dan perkembangan otak yang terhambat (neonatal hypotyroidsm). Faktor yang berperan dalam kejadian IDD diantaranya adalah adanya hubungan iodium dengan zat lain misalnya thyosianat dan selenium (Thaha dkk, 2001) Tulisan dibawah ini akan membahas lebih lanjut hubungan tersebut.

Tidak ada komentar: