1.
Definisi
Pneumonia
adalah penyakit saluran napas bawah (lower respiratory tract (LRT)) akut,
biasanya disebabkan oleh infeksi (Jeremy, 2007). Sebenarnya pneumonia bukan
penyakit tunggal. Penyebabnya bisa bermacam-macam dan diketahui ada sumber infeksi,
dengan sumber utama bakteri, virus, mikroplasma, jamur, berbagai senyawa kimia
maupun partikel. Penyakit ini dapat terjadi pada semua umur, walaupun
manifestasi klinik terparah muncul pada anak, orang tua dan penderita penyakit
kronis (Elin, 2008).
2.
Etiologi
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai
macam mikroorganisme yaitu bakteri, virus, jamur, dan protozoa. Tabel 2.1
memuat daftar mikroorganisme dan masalah patologis yang menyebabkan pneumonia
(Jeremy, 2007).
3.
Pathogenesis
Dalam keadaan sehat, pada pru tidak akan
terjadi pertumbuhan mikroorganisme, keadaan ini disebabkan oleh adanya
mekanisme pertahanan paru. terdapatnya bakteri di paru merupakan akibat
ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh, mikroorganisme dan lingkungan,
sehingga mikroorganisme dapat berkembang biak dan erakibat timbulnya sakit. Masuknya
mikroorganisme ke saluran napas dan paru dapat memlalui berbagai cara:
a. Inhalasi
langsung dari udara
b. Aspirasi dari bahan-bahan yang ada di
nasofaring dan orofaring
c. Perluasan
langsung dari tempat-tempat lain
d. Penyebaran secara hematogen (Supandi, 1992)
Diketahui
beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya pneumonia yaitu:
a. Mekanisme
pertahanan paru
Paru berusaha untuk mengeluarkan
berbagai mikroorganisme yang terhirup seperti partikel debu dan bahan-bahan
lainnya yang terkumpul di dalam paru. Beberapa bentuk mekanisme ini antara lain
bentuk anatomis saluran napas, reflex batuk, sistem mukosilier, juga sistem
fagositosis yang dilakukan oleh sel-sel tertentu dengan memakan partikel-partikel
yag mencapai permukaan alveoli. Bila fungsi ini berjalan baik, maka bahan
infeksi yang bersifat infeksius dapat dikeluarkan dari saluran pernapasan,
sehingga pada orang sehat tidak akan terjadi infeksi serius.. Infeksi saluran
napas berulang terjadi akibat berbagai komponen sistem pertahanan paru yang
tidak bekerja dengan baik.
b. Kolonisasi
bakteri di saluran pernapasan
Di dalam saluran napas atau cukup
banyak bakteri yang bersifat komnesal. Bila jumlah mereka semakin meningkat dan
mencapai suatu konsentrasi yang cukup, kuman ini kemudian masuk ke saluran
napas bawah dan paru, dan akibat kegagalan mekanisme pembersihan saluran napas,
keadaan ini bermanifestasi sebagai penyakit. Mikroorganisme yang tidak menempel
pada permukaan mukosa saluran anaps akan ikut dengan sekresi saluran napas dan
terbawa bersama mekanisme pembersihan, sehingga tidak terjadi kolonisasi.
c. Pembersihan
saluran napas terhadap bahan infeksius
Saluran napas bawah dan paru
berulangkali dimasuki oleh berbagai mikroorganisme dari saluran napas atas,
akan tetapi tidak menimbulkan sakit, ini menunjukkan adanya suatu mekanisme
pertahanan paru yang efisien sehingga dapat menyapu bersih mikroorganisme
sebelum mereka bermultiplikasi dan menimbulkan penyakit. Pertahanan paru
terhadap bahanbahan berbahaya dan infeksius berupa reflex batuk, penyempitan
saluran napas, juga dibantu oleh respon imunitas humoral (Supandi, 1992)
4.
Klasifikasi
Pneumonia
a. Pneumonia
yang didapat dari komunitas (community acquired pneumonia, CAP): pneumonia yang
didapatkan di masyarakat yaitu terjadinya infeksi di luar lingkungan rumah
sakit. Infeksi LRT yang terjadi dalam 48 jam setelah dirawat di rumah sakit
pada pasien yang belum pernah dirawat di rumah sakit selama > 14 hari
(Jeremy, 2007).
b. Pneumonia
yang didapat dari rumah sakit (nosokomial): pneumonia yang terjadi selama atau
lebih dari 48 jam setelah masuk rumah sakit. jenis ini didapat selama penderita
dirawat di rumah sakit (Farmacia, 2006). Hampir 1% dari penderita yang dirawat
di rumah sakit mendapatkan pneumonia selama dalam perawatannya. Demikian pula
halnya dengan penderita yang dirawat di ICU, lebih dari 60% akan menderita
pneumonia (Supandi, 1992)
c. Pneumonia
aspirasi/anaerob: infeksi oleh bakteroid dan organisme anaerob lain setelah
aspirasi orofaringeal dan cairan lambung. Pneumonia jenis ini biasa didapat
pada pasien dengan status mental terdepresi, maupun pasien dengan gangguan
refleks menelan (Jeremy, 2007)
d. Pneumonia
oportunistik: pasien dengan penekanan sistem imun (misalnya steroid,
kemoterapi, HIV) mudah mengalami infeksi oleh virus, jamur, dan mikobakteri,
selain organisme bakteria lain (Jeremy, 2007)
e. Pneumonia
rekuren: disebabkan organisme aerob dan aneorob yang terjadi pada fibrosis
kistik dan bronkietaksis (Jeremy, 2007)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar