Jumat, 15 November 2013

Hipertensi

1.      Definisi
      Hipertensi (HTN) atau tekanan darah tinggi, kadang – kadang disebut juga dengan hipertensi arteri, adalah kondisi medis kronis dengan tekanan darah di arteri meningkat. Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Tekanan darah melibatkan dua pengukuran, sistolik dan diastolik, tergantung apakah otot jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi diantara denyut (diastole). Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik (bacaan atas) 100 – 140 mmHg dan diastolik (bacaan bawah) 60 – 90 mmHg. Tekanan darah tinggi terjadi bila terus – menerus berada pada 140/90 mmHg atau lebih. 
2.      Etiologi
      Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar, yaitu:
a.       Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90% penderita hipertensi, sedangkan 10% sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data – data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi, yaitu:
-          Genetik     : respon nerologi terhadap stress atau kelainan ekskresi atau transport Na.
-          Obesitas    : terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah meningkat.
-          Stress karena lingkungan
-          Hilangnya elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta pelebaran pembuluh darah.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan – perubahan pada:
-          Elastisitas dinding aorta menurun
-          Katub jantung menebal dan menjadi kaku
-          Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
-          Kehilangan elastisitas pembuluh darah, hal ini terjadi karena kekurangan efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
-          Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.
            Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data – data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor – faktor tersebut yaitu:
-          Faktor keturunan
      Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.
-          Ciri perseorangan
      Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah;
1.      Umur               : jika umur bertambah maka tekanan darah meningkat
2.      Jenis kelamin   : laki – laki lebih tinggi dari perempuan
3.      Ras                  : ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih
-          Kebiasaan hidup
      Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah:
1.      Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gram)
2.      Kegemukan atau makan berlebihan
3.      Stress
4.      Merokok
5.      Minum alkohol
6.      Minum obat – obatan (epheridine, prednisone, epineprin)

b.      Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain. Penyebab hipertensi sekunder, yaitu:
1.      Ginjal
Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis Tubular Akut, Tumor
2.      Vascular
Aterosklerosis, Hiperplasia, Thrombosis, Aneurisma, Emboli Kolestrol, Vaskulitis.
3.      Kelainan endokrin
Diabetes Mellitus, Hipertirodisme, Hipotirodisme.
4.      Saraf
Stroke, Ensepalitis, SGB
5.      Obat – obatan
Kontrasepsi Oral, Kortikosteroid.

6.      Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi:
a.       Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
b.      Gejala yang lazim sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis. (Edward K Chung, 1995) 
7.      Patofisiologi
            Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jarak saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembu luh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepenefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormone ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
            Untuk pertimbangan gerontology, perubahan structural dan fungsional pada sistem pembuluh perifeer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup). Mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer. (Brunner & Suddarth, 2002)
 8.      Epidemiologi
            Di Indonesia banyaknya penderita hipertensi diperkirakan 15juta orang tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui faktor resikonya, dan 90% merupakan hipertensi essensial. Saat ini penyakit degeneratif dan kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.
            Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1972, 1986, dan 1992 menunjukkan peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskuler yang menyolok sebagai penyebab kematian dan sejak tahun 1993 diduga sebagai penyebab kematian nomor satu. Penyakit tersebut timbul karena berbagai faktor resiko seperti kebiasaan merokok, hipertensi, dislipidemia, diabetes mellitus, obesitas, usia lanjut dan riwayat keluarga. Dari faktor resiko diatas yang sangat erat kaitannya dengan gizi adalah hipertensi, dislipidemia, diabetes mellitus dan obesitas.
            Diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terutama di Negara berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, diperkirakan menjadi 1.15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini.

9.      Syarat Diet
Syarat diet hipertensi adalah sebagai berikut:
a.       Cukup energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral.
b.      Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit
c. Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau air atau hipertensi.

Tidak ada komentar: