Pengukuran
Daya Tahan Jantung Paru
Kebugaran kardiorespiratori berhubungan dengan
kemampuan sistem respirasi dan sirkulasi untuk memberikan oksigen kepada otot
selama seseorang menjalankan aktivitas fisik. Pengambilan oksigen maksimum (VO2
max) sering kali digunakan sebagai indicator untuk kebugaran
kardiorespiratori perorangan. Biasanya VO2 max diukur
dengan kalorimetri indirect pada saat seseorang menjalani tes latihan
fisik bertahap hingga terjadi kelelahan; indikator ini dianggap sebagai penanda
(marker) terbaik untuk menunjukan
kebugaran aerobik. Akan tetapi, berbagai tes latihan fisik submaksimal seperti
misalnya tes sepeda ergonometrik dan tes melakukan gerakan berjalan telah
dikembangkan untuk menilai kebugaran kardiorespiratori (Gibney, 2009).
a. Tes
Lari 2,4 km
Fasilitas
dan sarana yang diperlukan untuk melaksanakan tes lari 2,4 km adalah sebagai
berikut (Nenggala, 2007):
1. Lintasan lari
sepanjang 2,4 km. untuk lintasan lari dapat pula memanfaatkan jalan datar sepanjang 2,4
km.
2.
Stopwatch
3.
Nomor
dada
4.
Bendera
start
5.
Alat
tulis-menulis
Adapun petugas
yang diperlukan antara lain (Nenggala, 2007):
1. 1 orang pemberi aba-aba (starter)
2. Pencatat waktu sesuai dengan kemampuan petugas dan
jumlah peserta
3. Pengawas lintasan sesuai dengan kondisi lintasan dan
jumlah peserta tes
Dalam pelaksanaannya, peserta tes berlari secepat
mungkin sepanjang lintasan (jarak tempuh 2,4 km). jika peserta tidak mampu berlari
secara terus menerus, mereka boleh berjalan kaki, kemudian lari lagi. Pada saat
pengukuran, peserta tidak boleh berhenti untuk istirahat atau minum. Jika hal
tersebut dilakukan, peserta dinyatakan gagal (Nenggala, 2007).
Waktu yang ditempuh dari saat start sampai melalui garis finish
sepanjang 2,4 km dicatat sebagai skor akhir peserta tes. Kemudian, catatan
waktu tersebut dicocokan dengan tabel berikut untuk memperoleh gambaran
mengenai kebugaran jasmani peserta dalam hal kecepatan (Nenggala, 2007).
Tabel 2.1 Standar Tes Lari 2,4 Km
Jenis Kelamin
|
Waktu (Menit,Detik)
|
Kategori
|
Laki-laki
|
≤ 08,37 – 9,40
|
Sangat baik
|
Perempuan
|
≤ 11,50 – 12,29
|
|
Laki-laki
|
09,41 – 10,48
|
Baik
|
Perempuan
|
12,30 – 14,30
|
|
Laki-laki
|
10,49 – 12,10
|
Sedang
|
Perempuan
|
14,31 – 16,54
|
|
Laki-laki
|
12,11 – 15,30 ≥
|
Kurang
|
Perempuan
|
16,55 – 18,30 ≥
|
Sumber :
Nenggala, 2007
b. Tes
Jalan Cepat 4,8 km
Fasilitas dan sara yang diperlukan dalam pelaksanaan
tes ini adalah sebagai berikut (Nenggala, 2007):
1. Lintasan atau jalan datar sepanjang 4,8 km
2. Stopwatch
3. Nomor dada
4. Bendera start
5. Alat tulis menulis
Secara umum, petugas yang terlibat, prosedur
pelaksanaan, pencatatan skor, dan penilaian pada tes jalan cepat 4,8 km ini
sama dengan tes lari 2,4 km. skor
yang dicapai oleh setiap peserta diseseuaikan dengan tabel berikut (Nenggala, 2007):
Tabel 2.2 Standar Tes Jalan Cepat 4,8 Km
Jenis Kelamin
|
Waktu (Menit,Detik)
|
Kategori
|
Laki-laki
|
< 33,00
|
Sangat baik
|
Perempuan
|
< 35,00
|
|
Laki-laki
|
33,00 – 37,30
|
Baik
|
Perempuan
|
35,00 – 39,30
|
|
Laki-laki
|
37,31 – 41,00
|
Sedang
|
Perempuan
|
39,31 – 43,00
|
|
Laki-laki
|
41,01 – 45,00
|
Kurang
|
Perempuan
|
43,01 – 47,00
|
|
Laki-laki
|
>45,00
|
Sangat Kurang
|
Perempuan
|
>47,00
|
Sumber :
Nenggala, 2007
c. Tes
Bangku
1.
Pilih
bangku dengan ketinggian sekitar 45 cm. naik turun bangku setiap 10 detik
sekali. Lakukan selama 2 menit. Hitung nadi. Hentikan kalau nadi lebih dari
100/menit.
2.
Lakukan
lagi naik turun bangku pada menit berikutnya. Hentikn bila merasa tidak enak
atau nyeri. Setelah selesai, tunggu 15 detik, lalu hitung lagi nadi untuk 15
detik.
3.
Tunggu
15 detik, lalu hitung nadi lagi untuk 15 detik.
4.
Tunggu
15 detik dan hitung lagi nadi untuk 15 detik.
5.
Jumlah
ketiga hitungan nadi di atas. Semakin rendah jumlah hitungan nadinya, semakin
sehat jantung dan paru-paru.
Tabel 2.3
Standar Tes Bangku
Hasil
|
Jumlah Hitungan Nadi
|
Hebat
|
61 – 67
|
Baik
|
68 – 69
|
Rata-rata
|
90 – 97
|
Dibawah rata-rata
|
98 –
109
|
Buruk
|
110
atau lebih
|
Sumber: Nadesul,2008
Tes diatas tidak boleh dilakukan oleh orang yamg gemuk
atau sedang megidap kelainan jantung, atau paru-paru. Bila selama melakukan tes
merasa tidak enak, atau nyeri dada,
langsung hentikan kegiatan tesnya (Nadesul, 2008).
d. Tes
12 Menit Jalan-lari
1.
Tentukan
berapa jarak tempuh yang sudah dikenal mulai dari start. Mulailah berlari
2.
Bila
napas mulai pendek, berjalan sejenak,
lalu berlari lagi. Begitu seterusnya berlari-jalan bergantian, sesuai kemampuan
3.
Hitung
jarak yang ditempuh 12 menit.
Tabel 2.4 Standar Tes 12 Menit Jalan atau lari untuk
Pria
Untuk Pria
Kurang dari 35 Tahun
|
|
Kategori
Kebugaran
|
Jarak yang
terengkuh
|
Sangat
buruk
|
Kurang dari 1 mil
|
Buruk
|
1,0 – 1,24 mil
|
Rata-rata
|
1,25 – 1,49 mil
|
Baik
|
1,50 – 1,74 mil
|
Sangat
baik
|
1,75 mil atau lebih
|
Sumber
: Nadesul, 2008
Tabel 2.5 Standar Tes 12 Menit Jalan atau lari untuk
Wanita
Untuk Wanita
|
||||
Kategori
|
<30 th
|
30-39 th
|
40 – 49 th
|
50 – 59 th
|
Sangat
buruk
|
<
0,9 mil
|
<
0,85 mil
|
<
0,75 mil
|
< 0,65
mil
|
Buruk
|
0,95 –
1,14 mil
|
0,85 –
1,04 mil
|
0,75 –
0,94 mil
|
0,65 –
0,84
|
Rata-rata
|
1,15 –
1,34 mil
|
1,05 –
1,24 mil
|
0,95 –
1,14 mil
|
0,85 –
1,04 mil
|
Baik
|
1,35 –
1,64 mil
|
1,25 –
1,54 mil
|
1,15 –
1,44 mil
|
1,05 –
1,34 mil
|
Sangat
baik
|
>
1,65 mil
|
>
1,55 mil
|
>
1,45 mil
|
>
1,35 mil
|
Catatan:
1 mil = 1,6 km
1 km =
1000 meter, Tes kebugaram dinilai berdasarkan Dr.Cooper’s evaluation
|
Sumber : Nadesul, 2008
Pengukuran Daya Tahan Otot
a. Tes
Push-Up
Fasilitas dan sarana yang diperlukan utuk melaksanakan
tes push-up adalah sebagai berikut (Nenggala, 2007):
1. Lantai datar atau matras
2. Stopwatch
3. Alat tulis-menulis
Petugas yang terlibat dalam tes ini yaitu satu orang
petugas yang mencatat jumlah gerakan push-up
sekaligus mampumemberikan contoh gerakan yang benar. Peserta tes mulai
melakukan gerakan push-up setelah ada
aba-aba “ya”. Peseta melakukan gerakan push-up
sebanyak-banyaknya dalam waktu 60 detik. Penilaian dilakuan berdasarkan
tabel berikut (Nenggala, 2007):
Tabel 2.6 Standar Tes Push-Up
Jenis kelamin
|
Jumlah Gerakan
Push-Up
|
Kategori
|
Laki-laki
|
> 54
|
Sangat Baik
|
45-54
|
Baik
|
|
35-44
|
Cukup
|
|
20-34
|
Kurang
|
|
0-19
|
Sangat Kurang
|
|
Perempuan
|
> 48
|
Sangat Baik
|
34-48
|
Baik
|
|
17-33
|
Cukup
|
|
6-16
|
Kurang
|
|
0-5
|
Sangat Kurang
|
Catatan: Tabel tersebut berlaku untuk peserta tes yang
berusia 20-29 tahun. Jumlah gerakan dapat disesuaikan dengan usia peserta (Sumber
: Nenggala, 2007).
b. Tes
Sit-Up
Fasilitas dan
sarana,petugas, serta pelaksanaan tes secra garis besar sama dengan tes push-up. Jumlah gerakan sit-up yang berhasil dilakukan dengan
benar selama 60 detik dicatat sebagai skor peserta tes. Hasil tersebut
disesuaikan dengan tabel berikut ini (Nenggala, 2007):
Tabel 2.7 Standar Tes Sit-Up untuk Laki-laki
Jenis kelamin
|
Jumlah Gerakan
Push-Up
|
Kategori
|
Laki-laki
|
> 47
|
Sangat Baik
|
43-47
|
Baik
|
|
37-42
|
Cukup
|
|
33-36
|
Kurang
|
|
0-32
|
Sangat Kurang
|
Sumber
: Nenggala, 2007
Tabel 2.8 Standar Tes Sit-Up untuk Perempuan
Jenis kelamin
|
Jumlah Gerakan
Push-Up
|
Kategori
|
Perempuan
|
> 43
|
Sangat Baik
|
39-43
|
Baik
|
|
33-38
|
Cukup
|
|
29-32
|
Kurang
|
|
0-28
|
Sangat Kurang
|
Catatan: Tabel tersebut berlaku untuk peserta tes yang
berusia 20-29 tahun. Jumlah gerakan dapat disesuaikan dengan usia peserta (
Sumber : Nenggala, 2007).
Pengukuran Kecepatan
a. Tes
Lari Cepat 6 Detik
Tujuan pelaksanaan tes ini adalah untuk mengukur
kecepatan. Fasilitas dan sara yang digunaan dalam pelaksanaan tes, antara lain
lintasan minimal 64 m, meteran, bendera juri, peluit, dan stopwatch. Dalam pelaksanaannya, peseta tes berdiri di belakang
garis start. Ketika aba-aba “ya”,
peserta tes lari secepat-cepatnya menempuh jarak sejauh-jauhnya selama 6 detik.
Hasil pengukuran adalah skor terbaik dari dua kali kesempatan lari yang
diberikan selama 6 detik sejak aba-aba “ya” sampa bunyi peluit tanda waktu
selesai. Hasil tersebut dicocokan dengan tabel berikut ini (Nenggala,2007):
Tabel 2.9 StandarTes Lari Cepat 6 Detik
Jenis Kelamin
|
Jenis Kelamin dan Jarak (yard)
|
Kategori
|
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
||
15-18 Tahun
|
> 50
|
> 42
|
Sangat Baik
|
48-50
|
40-42
|
Baik
|
|
43-47
|
35-39
|
Cukup
|
|
40-42
|
32-34
|
Kurang
|
|
0-39
|
0-31
|
Sangat Kurang
|
Catatan: 1 yard = 0,914 meter
Untuk peserta tes yang berusia dibawah 15 tahun,
ketentuan jarak tempuh dapat dikurangi (Sumber : Nenggala,2007).
Pengukuran
Kelincahan
a. Shuttle
Run Test
Tujuan pelaksanaan Shuttle
run tesy adalah untuk mengukur kelincahan dalam berlari dan mengubah arah. Fasilitas
dan sara yang digunkan antara lain lintasan lari sepanjang 9,14 m dan lebar 1,2
m, kapur atau pita, dua buah potongan kayu dengan ukuran 5 x 5 x 10 cm, dan stopwatch (Nenggala,2007).
Peserta tes berdiri di belakang garis start. Ketika aba-aba “ya”, peserta tes
lari cepat menuju garis finish sambil
mengambil sebuah potongan kayu yang berada di belakang garis finish dan berlari cepat kembali menuju
garis start sambil meletakan dengan
baik potongan kayu yang telah diambil (tidak dilemparkan) dibelakang garis start. Gerakan ini diulang sekali hingga
kedua potongan kayu dapat dipindahkan dengan sempurna. Stopwatch dihidupkan bersamaan dengan aba-aba “ya” hingga peserta
tes melewati garis finish setelah
memindahan kedua potongan kayu dengan sempurna di belakang garis start (Nenggala,2007).
Hasil pengukuran tes ini adalah skor terbaik
dari dua kali kesempatan dan skor ini dicatat sebagai skor akhir peserta tes.
Penentuan kategori dilakukan berdasarkan pengelompokan data mulai dar yang
paling cepat hingga yang paling lambat (Nenggala,2007)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar